Senja Ibu Kota



                        Senja Ibu Kota


Secangkir kopi sedang menanti Tuan nya
Membiarkan dirinya dingin di terpa angin
Menjadi kenangan di penghujung hujan
Senja tak mau menampakkan dirinya
Menggelut gelap dalam sunyi yang pekat

Apa kau masih disana Tuan?
Menanti sang Putri di batas Senja?
Saat malam telah kau peluk
Masihkah aku menjadi belahan hati?
Meski rembulan ada di depanmu

Di persimpangan kau janjikan harapan
Di batas Kota kau abadikan tulisan
Saat mentari mulai tenggelam
Bertahanlah Tuan
Semoga Tuhan selalu memberi jalan


|Tangerang, 20 Agustus 20|



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan